KEPEMIMPINAN :
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan
memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat dinyatakan,
kepemimpinan adalah inti dari managemen.
Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan
pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’,
sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah
mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Sedang
pengertian ‘kepala’ menunjukan segi formal dari jabatan pemimpin saja,
maksudnya secara yuridis-formal setiap orang dapat saja diangkat mengepalai
sesuatu usaha atau bagian (berdasarkan surat keputusan atau surat
pengangkatan), walaupun belum tentu orang yang bersangkutan mampu menggerakan
mempengaruhi dan membimbing bawahannya serta (memimpin) memiliki kemampuan
melaksanakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.
- Jenis-jenis kepemimpinan
Sepanjang perjalanan sejarah manusia, selalu ditemui adanya
pemimpin-pemimpin dalam berbagai bidang kegiatan yang pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi 4 jenis kepemimpinan:
- Kepemimpinan di bidang rohaniah
- Kepemimpinan di bidang politik
- Kepemimpinan di bidang militer, dan
- Kepemimpinan di bidang managerial
- Adapun yang menjadi pokok dalam pembahasan masalah ini adalah jenis kepemimpinan yang terakhir atau kepemimpinan di bidang manajerial khususnya dalam kepemimpinan yang berada dalam ruang lingkup bidang seni pertunjukan.
Kepemimpinan Managerial adalah kepemimpinan yang kegiatannya
dilakukan berdasarkan efisiensi atau berdasarkan perhitungan real antara usaha
yang dijalankan dengan hasil yang diharapkan. Cara-cara untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan tersebut adalah dengan menjalankan fungsi-fungsi
manajemen seperti yang diuraikan sebelumnya.
2. Teori-teori Kepemimpinan
Ada 2 macam pendapat atau konsepsi tentang timbulnya
kemampuan seseorang untuk menggerakan orang-orang lain dalam bekerja sama untuk
mencapai tujuan.
- Teori Genetik (pembawaan sejak lahir)
Di masa lalu banyak orang percaya bahwa seseorang dapat
menjadi pemimpin karena darah atau keturunan. Teori ini biasanya hidup di
kalangan bangsawan. Lihat misalnya dalam ceritera pewayangan: Mahabarata,
Ramayana, Panji, dan sejarah kerajaan – kerajaan hindu dan islam di Indonesia.
Dalam hal ini hanyalah keturunan raja saja yang dapat
menggantikan kedudukan ayah atau orang tuanya untuk memerintah sebagai seorang
pimpinan. Sebaliknya jika orang tuanya bukan atau tidak pernah menjadi
pemimpin, anak-anaknya dipandang tidak akan mampu menjadi pemimpin.
Dalam alam demokrasi sekarang ini, teori ini banyak
ditentang.
- Teori Sosial
Teori sosial mengatakan bahwa kepemimpinan bukannya
diperoleh berdasarkan keturunan, tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi
masyarakat. Dengan perkataan lain teori ini menyatakan bahwa semua orang dapat
saja menjadi pemimpin asal memiliki bakat-bakat yang cukup dapat dikembangkan
melalui pendidikan, pengalaman, dan latihan tergantung pula akan ada tidaknya
kesempatan serta iklim yang memungkinkannya menjadi pemimpin.
Teori sosial ini sekarang lebih banyak dipakai karena lebih
sesuai dengan alam demokrasi dan tuntutan hak-hak asasi manusia.
3. Jalan Menjadi Pemimpin
Ada beberapa jalan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin,
diantaranya adalah:
- Dengan jalan membentuk diri sendiri
Orang-orang yang memiliki kemampuan mencipta atau
orang-orang yang kreatif dan memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat
memupuk dan mengembangkan kemampuannya sehingga akhirnya akan dapat menciptakan
suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik.
- Melalui pemilihan orang banyak
Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi-organisasi
politik, serikat sekerja, organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya.
Lazimnya pemimpin yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu
yang terbatas: dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya.
- Melalui penunjukan
Pada kantor-kantor pemerintah dan banyak kantor swasta,
seseorang dapat menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih
tinggi kedudukannya dalam instansi yang bersangkutan.
- Melalui kombinasi pemilihan dan penunjukan
Dalam hal ini ada dua macam cara yang dapat ditempuh:
- Dari atasan ditunjuk beberapa calon pemimpin, dan kemudian para anggota memilih salah seorang dari calon-calon tersebut.
4. Tipe dan Aspek Kepemimpinan
Tipe-tipe kepemimpinan :
Berdasarkan sikap-sikap pemimpin dan dari cara mereka
menjalankan kepemimpinan, dikenal adanya beberapa tipe kepemimpinan:
- Kepemimpinan Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung
mengadakan kontak dengan bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh
pimpinan tingkat atas yang juga menginginkan mengetahui segala hal sampai
detail. Dalam hal ini mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang
memperhatikan hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya
jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.
- Kepemimpinan Non-Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak
langsung dengan bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah
ada. Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab.
Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat, karena
segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki yang
panjang.
- Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin menganggap bahwa
kepemimpinan adalah hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan
orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Kepemimpinan
semacam ini sering dianggap berbahaya dan banyak mengandung resiko.
- Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima
dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan,
melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat
- Kepemimpinan Kebapakan
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah
kepada anak-anaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati.
Pada dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan lebih
bertanggung jawab.
- Kepemimpinan Karismatis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang
amat kuat. Seolah-olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar
biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut.
Termasuk pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi, dan J.F.Kennedy. Kepemimpinan
tipe ini adalah baik selama pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi
dan hukum-hukum yang berlaku.
Aspek-aspek kepemimpinan
Pada umumnya dikenal 2 aspek kepemimpinan, yaitu aspek
internal dan aspek eksternal yang sekaligus harus dimiliki oleh seorang
pemimpin.
- Aspek internal, adalah pandangan seorang pemimpin ke arah
masalah masalah ketata-lembagaan yang meliputi: keadaan, gerak tuntutan, dan
tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Dalam aspek ini harus diperhatikan bahwa :
- Pandangan pemimpin terhadap organisasi harus menyeluruh.
- Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan dilaksanakan dengan baik.
- Hubungan dengan bawahan harus terbina baik sehingga mudah mendapatkan dukungan dan menggerakan mereka.
- Aspek eksternal atau aspek politik, adalah pandangan seorang pemimpin yang diarahkan ke luar organisasi untuk melihat perkembangan situasi masyarakat
5. Sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan
Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang
yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang
lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang
dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau
tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan
kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan diuraikan
sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli,
pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu. Menurut
Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dalam 3 hal
dari orang-orang yang dipimpinnya :
- Kelebihan dalam bidang ratio.
Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan
tentang tujuan dan asas organisasi yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan
tentang cara-cara untuk menjalankan organisasi secara efisien. Dan dapat
memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin ke arah berhasilnya
tujuan.
- Kelebihan dalam bidang rohaniah.
Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang
memancarkan keluhuran budi, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.
- Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.
Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang
pemimpin akan mampu memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari – hari
yang baik terutama ditujukan kepada orang – orang yang dipimpinnya.
Blank menyebutkan adanya 3 buah syarat yang harus dipenuhi
oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki:
- Kekuatan atau energi
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan
rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi.
- Penguasaan emosional
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak
mudah marah dan putus asa.
- Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang
manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan
bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya. Adapun beberapa
kecakapan/kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain :
- Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja.
- Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.
- Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
- Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.
- Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui dengan jelas azas dan tujuan dari organisasi tersebut. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.
Materi LK I UKM Teater Kodok STMT Trisakti
- Materi Oraganisasi Kampus
- Leadership
- Manajemen organisasi Dan Dasar oraganisasi
- Analisis SWOT
- Public Speaking
- Sejarah Kampus & Motivasi
- Kestari
- Materi Teater
- Sejarah Teater
- Pengantar Komedi
- Seni Rupa
- Keaktoran
- Manajemen Produksi
Keterangan : Salam budaya,, inilah Latihan Dasar Kepemimpinan di UKM Teater Kodok STMT Trisakti. Mudah-mudahan dapat berbagi dan bermafaat bagi pembaca sekalian.. dan Tetap Budayakan Karya Yang Berbudaya.. Tertanda UKM Teater Kodok STMT Trisakti, DUNIA TANPA BATAS.. Salam Budaya!!!
Sumber : Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kodok,, KM-STMT Trisakti